#Aku ingin memiliki seluruh kebahagiaan, untuk kuberikan padamu. Betapa kesedihanmu selalu mencemaskanku.
#Di matamu, aku tak lebih sebilah pisau. Hilang dari dapur pun, engkau tetap menuduhku melukaimu.
#akan tiba, malam: bulan sepucat mayat, dan selembar puisi, menjelma kuburan lain, bagi tubuh yang menaggung duka.
#Bagiku, keindahan belum cukup untuk lahirnya sebuah puisi. Sebab kita belum cukup tenggelam dalam sepi.
#kamu adalah kebahagiaan sederhana, manisku. seperti nyanyi kecil burung-burung alit di pagi hari, begitu hidup
#Tuhan memberimu kecantikan. Tapi kamu lebih suka merias bayangan.
#Kapanpun kelak, aku tak hendak menjadi jejak tak terlacak. Selalu ada untukmu, bukan sebagai yang tak nampak.
#pagi menuliskan namamu di dadaku dengan cantik; sebagai setangkai lily, untuk kumekarkan di selembar kertas putih.
#Bulan termenung di ranting ketapang, lautan sepi. Jika subuh kembali datang, ingatkan aku, pada hening napas, ketika berdoa.
#Dingin di luar jendela itu menelusupkan sepi yang lain. Lebih nyeri dari ketiadaanmu.
#wajahmu menenangkan, melebihi apapun yang pernah kusebut: menyenangkan
#Tirulah nelayan yang menebar jala, dan tak menangkap apaapa, namun ia tak pernah membenci lautnya.
#Jatuh cintalah kepadaku, seperti seekor burung terbang, yang tak membutuhkan apaapa. Selain jalan pulang ke sarang
#aku ingin terpejam, hingga mimpi-mimpiku lengang, seperti langit selepas hujan
#Kutulis sajak cinta untukmu, sebagai segala yg kaucintai; harapan, mimpi-mimpi, dengan langit yg tak hanya menyediakan pagi
#Kutulis sajak cinta untukmu, sebagai mata jendela. akan ada yang menyambut hangat pagimu, kala kali pertama kaubuka mata.
#
Kutulis sajak cinta untukmu, sebagai api yang bersaksi kepada kayu; aku tak mau padam, sebelum kesedihanmu, jadi abu.
#Kau hanya perlu tidur, memimpikanku dlm perjalanan sunyimu; sebelum stasiun terakhir menjemput dengan kebahagiaan baru
#
Beri saja aku sebuah senyuman, agar untuk terakhir kalinya; tak ada lagi yang perlu aku khawatirkan dan cemaskan.
#Jika kita disatukan entah oleh cinta atau luka, untuk menabahkan apapun kelak, kita akan saling meminjam pundak.
#
Hanya ada kenangan kini, semua terus berputar serupa waktu. Mengabaikan yang sakit, melompati rasa sakit
#Dan kamulah cinta, kusebut sebagai waktu; gerak jarum pada jam yg berdetik, pada angka, bahkan pada yg tak bernama
#cium aku, dan temukan, kau yang telah menjadi semesta, dalam jiwaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar