-

TOLONG DI KASIH JEJAK YA SEBELUM PERGI, MAKASIH

Sabtu, 10 Maret 2012

MAKALAH TENTANG THORAX


 
A.    Anatomi dan Fungsi Thorax
Thorax merupakan rongga yang berbentuk kerucut, pada bagian bawah lebih besar dari pada bagian atas dan pada bagian belakang lebih panjang dari pada bagian depan. Rongga dada berisi paru-paru dan mediastinum. Mediastinum adalah ruang di dalam rongga dada di antara kedua paru-paru. Di dalam rongga dada terdapat beberapa sistem diantaranya yaitu sistem pernafasan dan peredaran darah. Organ pernafasan yang terletak dalam rongga dada yaitu esofagus dan paru, sedangkan pada sistem peredaran darah yaitu jantung, pembuluh darah dan saluran linfe. Pembuluh darah pada sistem peredaran darah terdiri dari arteri yang membawa darah dari jantung, vena yang membawa darah ke jantung dan kapiler yang merupakan
jalan lalulintas makanan dan bahan buangan (Pearce, 2003 : 53).


Gambar 1 Anatomi Thorax


Gambar kedudukan paru
Setiap paru berbentuk kerucut dan neniliki :
a. Apeks, yang meluas ke dalam leher sekitar 2,5 cm ke atas clavivula.
b. Permukaan costo-vertebral, menempel pada bagian dalam dinding dada.
c. Permukaan mediantinum menempel pada perikardium dan jantung.
d. Basis, terletak pada diafragma (Pearce, 2003 : 216).

Paru kanan terbagi menjadi dua fisura dan tiga lobus yaitu superior, media dan inferior. Paru kiri terbagi oleh sebuah fisura dan dua lobus yaitu superior dan inferior (Pearce, 2003 : 215).
Brochus pada setiap sel sisi bercabang menjadi cabang-cabang utama, satu untuk setiap lobus paru. Segmen paru daerah tersebut disuplai oleh cabang utama bronchus, setiap segmen adalah unit mandiri dengan supali darah sendiri. Paru kanan memiliki sepuluh segmen, paru kiri memiliki  sembilan segmen. Setiap segmen berbentuk biji yang tipis pada hilus paru (Pearce, 2003 :214).
Di dalam segmen, cabang brochus utama memecah menjadi cabang-cabang  yang lebih kecil. Duktus alveolus adalah cabang yang paling kecil, setiap ujung terdapat sekelompok alveolus. Alveolus adalah kantong berdinding tipis yang mengandung udara, melalui seluruh dinding inilah terjadi pertukaran gas. Setiap paru mengenadung sekitar 300 juta alveoli. Lubang-lubang kecil di dalam dinding alveola memungkinkan udara melewati suatu alveolus ke alveolus lain (Pearce, 2003 : 214).
Lobus primer atau unit paru adalah broncheolus dengan kelompok alveolusnya (Pearce, 2003 : 216).
1.      Anatomi Pleura
Pleura adalah membran tipis transparan yang melapisi paru dalam dua lapis yaitu lapisan viceral, yang melekat erat pada permukaan paru dan lapisan paretale yang melapisi permukaan dinding dada. Kedua lapisan ini bersambungan pada hilus paru. Kavum paru adalah rongga diantara kedua lapisan trsebut. Permukaan yang saling melekat itu lembab dan salaing brgerak satu sama lain (Pearce, 2003 : 219).
2.      Anatomi Mediastinum
Mediastinum adalah daerah di dalam dada diantara kedua paru. Ruang ini dibagi mediastinum superior dan inferior oleh garis imaginer yang ditarik ke belakang dari angulus sternalis (manubrium dengan corpus sterni) ke vertebra thorachal IV.
Mediastinum mengandung :
a. Arcus aorta dan cabang-cabangnya.
b. Venacava superior dan vena brachiosevalica.
c. Trachea.
d. Oesofagus.
e. Ductus thoracicus.
f. Glandula timus atau sisanya.
g. Nervus vagus dan vrenicus (Pearce, 2003 : 220).
3.      Patologi Bronchiectasis
Bronchiectasis adalah suatu keadaan bronkus atau bronkeolus yang melebar akibat hilangnya sifat keelastisan dinding otot bronkus yang dapat disebabkan oleh obstruksi dan peradangan yang kronis atau dapat pula disebabkan oleh kelainan kongenital yang dikenal sebagai sindrom kartager yaitu suatu sindrom yang terdiri atas bronchiectasis, sinusitis dan destrokardia ( Rasad, 2005 : 110).
Keluhan biasanya berupa sesak, batuk-batuk kronis sekret yang banyak dan kental kadang-kadang bercampur darah (hemoptisis) dan pada pemeriksaan fisik ditemukan suara nafas yang kasar dan rokhi basah kasar ( Rasad, 2005 : 110).
Pemeriksaan foto thorax polos tampak gambaran berupa bronkovaskuler kasar yang umumnya terdapat di lapangan bawah paru atau gambaran garis-garis translusen yang panjang menuju ke hilus dengan bayangan konsolidasi sekitarnya akibat peradangan sekunder, kadang-kadang juga bisa berupa bulatan-bulatan transulen yang sering dikenal sebagai gambaran sarang tawon (honey comb appearence). Bulatan transulen bisa berukuran besar (diameter 1-10 cm) yang berupa kista-kista transulen dan kadang-kadang berisi cairan (air fluid level) akibat peradangan sekunder (Rasad, 2005: 110).

B.     Teknik Radiografi Thorax
Pada pemeriksaan thorax tidak memerlukan persiapan kusus seperti pada pemriksaan dengan media kontras pada umunya. Pemeriksaan thorax secara radiografi dilakukan dengan 2 proyeksi yaitu proyeksi Antero-Posterior (AP) dan Proyeksi Lateral (Bontrager, 2001 : 72)
Ø  Proyeksi Antero-Posterior (AP) (Bontreger, 2001 : 88)
a. Posisi Pasien
Pasien tidur supine di atas brangkat.
b. Posisi Obyek
MSP tubuh berada pada pertengahan kaset.
c. Arah Sumbu Sinar
Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
d. Titik Bidik
Pada thorachal 7 atau setinggi 8-10 cm di bawah jugular notch.
e. FFD
Jarak 150 cm
f. Kaset
 Ukuran 35 x 35 cm.
g. Kriteria Radiograf
Tampak jaringan lunak, tulang iga, calvicula, trachea, besar, bentuk dan posisi jantung, paru dari apek sampai sinus prenicus costalis.





Gambar 2 Thorak proyeksi AP

Ø  Proyeksi Lateral
a.       Posisi Pasien
Posisi pasien setengah duduk di atas brangkat, kemudian di belakang dada diberi pengganjal dengan tebal ± 10-12 cm.
b.      Posisi Obyek
Kedua tangan pasien diposisikan lurus ke atas, kaset di letakkan di sebelah kiri pasien.
c.       Arah Sumbu Sinar
Horisontal tegak lurus terhadap kaset.
d.      Titik Bidik
Pada bagian lateral dada setinggi thorachal 7.
e.       FFD
jaraknya 150 cm.
f.       Kaset
Ukuran 30 x 40 cm.
g.      Kriteria Radiograf
Bayangan trachea dan ujung bronchus, jantung dengan ventrikel kanan di depan dan ventrikel keri di belakang, paru kanan dan kiri overlapping terlihat sampai sinus prenikus kostalis.

   

Gambar 3 Thorak Proyeksi Lateral

Ø  Proyeksi  RAO / LAO (PA OBLIK)
Proyeksi ini digunakan untuk melihat area maksimum dari paru-paru RAO untuk melihat bagian kanan dan LAO bagian kiri
a.       Posisi pasien
Pasien berdiri posisi PA atau tengkurap di atas meja pemeriksaan dan MSP tubuh sejajar dengan garis tengah kaset.
b.  Posisi obyek
Rotasikan pasien membentuk sudut 45 derajat atau 55 – 60 untuk menilai jantung serta aorta. Batas atas kaset 3 cm di atas shoulder joint
·         LAO
Merotasikan pasien ke kanan dengan cara tangan kiri lurus dan tangan kanan fleksi dan menahan saat badan dirotasikan berikut dengan kaki kanan fleksi untuk menahan bagian pelvis ketika rotasi agar obyek benar-benar true oblik.
·         RAO
Merotasikan pasien ke kiri dengan cara tangan kanan lurus dan tangan kiri fleksi dan menahan saat badan dirotasikan berikut dengan kaki kiri fleksi untuk menahan bagian pelvis ketika rotasi agar obyek benar-benar true oblik. Foto dibuat saat inspirasi penuh
c.       CR
Sinar tegak lurus menuju ke tengah film
d.      CP
Pada vertebra Thoracal VII
e.       Kriteria radiograf
1.      LAO
·         Terlihat area maksimum dari paru-paru kiri dengan
·         susunan serabut-serabut brochialus
·         Tampak trachea
·         Tampak gambaran paru-paru kanan yang mengalami
·         Pemendekkan
·         Tampak jantung, arcus aorta dan aorta
2.      RAO
·         Terlihat area maksimum dari paru-paru kanan dengan
·         susunan serabut-serabut brochialus
·         Tampak trachea
·         Tampak gambaran paru-paru kiri yang mengalami pemendekkan
·         Posisi ini dapat untuk melihat gambaran atrium kiri, pulmonary arteri, bagian anterior dari apex ventrikel kiri dan ruang retrocardiac kanan.
·         Bila diberi kontras (OMD) foto RAO dapat untuk melihat jelas bagian esophagus
Gambar 4 Thorak Proyeksi LAO

Gambar 5 Thorax Proyeksi RAO

Ø  Proyeksi RPO/LPO (AP OBLIK)
Posisi ini digunakan ketika pasein tidak dapat prone / telengkup. Radiografi ini hasilnya hampir sama. RPO berhubungan dengan LAO dan LPO berhubungan dengan RAO. RPO digunakan untuk melihat area dari paru kanan dan LPO bagian paru kiri sehingga dapat disimpulkan bahwa bagian yang dekat dengan film merupakan gambaran paru-paru yang paling jelas.
a.       Posisi pasien
Tidur telentang di atas meja pemeriksaan
b.      Posisi obyek
Rotasikan pasien membentuk sudut 45 derajat ke arah yang diinginkan (LPO / RPO) seiring dengan merotasikan hip. Untuk LPO letakkan tangan kanan di belakang tubuh untuk fiksasi / penahan bobot tubuh dan tangan kiri letakkan sebagai bantalan kepala. Untuk RPO sebaliknya. Fleksikan kaki sebagai fiksasi agar obyek yang di foto true oblik. Foto ini dibuat saat inspirasi penuh.
c.       CR
Sinar tegak lurus film
d.      CP
Vertebra thoracal IV untuk paru-paru
Vertebra thoracal V untuk jantung
e.       Kriteria
Untuk LAO terlihat gambaran seperti RPO dan sebaliknya namun area paru-paru cenderung mengalami pemendekan karena magnifikasi dari diafragma. Jantung dan aorta mengalami magnifikasi dikarenakan ada jarak antara obyek tersebut dengan film

Ø   Proyeksi AP LORDOTIK
Posisi ini digunakan untuk melihat apex pulmonary Karena pada posisi PA/AP apex pulmonary superposisi dengan ribs.
a.       Posisi pasien
Pasien berdiri 30 cm di depan chest stand
b.      Posisi obyek
§  MSP tubuh sejajar dengan garis tengah kaset
§  Fleksikan elbow, tangan berada di atas hips untuk fiksasi
§  Sandarkan pasien ke belakang dengan posisi lordosis hingga punggung menyentuh kaset / chest stand.
§  Batas atas kaset 3 cm di atas shoulder joint. Foto diambil ketika inspirasi kedua
c.       CR
Tegak lurus terhadap kaset
d.      CP
Sinar menuju pada pertengahan sternum / di antara papilla pada laki-laki
e.       Kriteria
·         tampak gambaran apex pulmonary
·         gambaran clavicula terlempar ke arah superior
   
Gambar 6 Thorax Proyeksi AP Lordotik
Ø  Proyeksi AP AXIAL
Posisi ini digunakan apabila pasien tidak dapat melakukan posisi AP lordotik.
a.       Posisi Pasien
Pasien tidur terlentang / berdiri di meja pemeriksaan / chest stand
b.      Posisi Obyek
MSP tubuh sejajar dengan garis tengah kaset
Foto dibuat saat inspirasi penuh
c.       CR
Sinar menyudut 15-20 chepalad
d.      CP
Sinar menuju vertebra thoracal II
e.       Kriteria
·         gambaran sama dengan lordotik
·         tampak gambaran apex pulmonary
·         gambaran clavicula terlempar ke arah superior


Gambar 7 Thorax AP Axial

Ø  Proyeksi LATERAL DECUBITUS
Posisi ini untuk melihat air fluid level dan pneumothoraks
Pasien juga dapat diperiksa dalam posisi lateral decubitus. Hal ini dapat membantu untuk menilai volume efusi pleura dan menunjukkan apakah suatu efusi pleura adalah mobile atau loculated. Anda juga dapat melihat nondependent hemithorax untuk mengkonfirmasi pneumotoraks pada pasien yang tidak dapat tegak.
a.      Posisi PasienP
Pasien tidur miring / lateral recumbent dengan tangan di atas sebagai bantalan kepala dan kaki fleksi untuk fiksasi
Tempatkan kaset di belakang pasien
b.      Posisi Obyek
Area paru-paru harus masuk film. Foto di buat saat inspirasi penuh
c.       CP
Sinar horizontal tegak lurus film
d.      CR
Menuju vertebra thoracal VII / 8 cm di bawah jugular notch
e.       Kriteria
Tampak paru dengan batas air fluid level dan pnemothorax dengan gambaran opaque menutupi ribs

      
Gambar 8 Thorax proyeksi Lateral Decubitus

Ø  Proyeksi VENTRAL DECUBITUS
Posisi ini untuk melihat air fluid level
a.      Posisi Pasien
Tidur telentang / telengkup di atas meja pemeriksaan (true AP)
b.      Posisi Obyek
Obyek / paru-paru yang diperiksa yang jauh dari film
Foto dibuat saat inspirasi penuh
c.       CR
Sinar horizontal tegak lurus film
d.      CP
Vertebra thoracal VI-VII
e.       Kriteria
Tampak air fluid level paru lateral menutupi bagian vertebra





     
Gambar 9 Thorax Proyeksi Ventral decubitus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar